Senin, Juli 27, 2009
Kamis, April 02, 2009
BS-05 – Dual Master Cylinder (New Type)
Gambar 9. Pada saat ini, pada umumnya mobil menggunakan tipe Dual master cylinder. Hal ini karena dual master cylinder dapat mengantisipasi kebocoran fluida yang mungkin terjadi pada saat pengereman.
Dalam dual master cylinder, rakitan piston bagian belakang (rear piston assembly) disebut piston utama (primary piston), dan rakitan piston depan disebut piston pendukung (secondary piston).
Cara Kerja Dual Master Cylinder
Aksi pistons, cups, dan ports dalam dual master cylinder adalah sama pada sebuah unit dengan tipe single piston (lihat gambar 11). Ketika kedua system dalam keadaan baik (tidak ada kebocoran), maka kedua piston tersebut memproduksi dan menyuplai tekanan ke semua roda pada masing-masing wheel cylinder-nya.
Jika ada tekanan yang hilang dalam bagian utama (primary) dari system pengereman (pada bagian belakang dari master cylinder), piston utama akan meluncur ke depan dan menekan piston pendukung (secondary piston) (lihat gambar 11B). Hal ini akan mendorong psiton pendukung ke depan secara mekanikal, yang kemudian membangkitkan tekanan dalam dua rakitan rem roda (wheel brake assembly).
Ketika sebuah jalur pengereman, wheel cylinder, dan komponen lainnya mengalami kebocoran dalam sirkuit pendukung (secondary circuit), piston pendukung akan meluncur semuanya ke depan dalam cylinder (lihat gambar 11C). Kemudian bagian belakang, piston utama menyediakan tekanan hidrolik untuk dua rakitan rem lainya.
Kegagalan pada kedua system secara bersamaan sangat tidak mungkin terjadi selama pengereman. Hal ini setidaknya dapat meningkatkan standar keamanan berkendaran.
Gambar 11. Pengoperasian dual master cylinder. A - Tidak ada masalah dalam system pengereman. Kedua psiton menghasilkan tekanan untuk empat rakitan rem roda. B - Sirkuit pengereman bagian belakang mengalami kebocoran. Piston utama (Primary piston) menekan piston pendukung (secondary piston) dan dua rakitan rem masih bekerja untuk mengehentikan mobil and two brake assemblies still work to stop car. C - Dengan kebocoran rem bagian depan, piston pendukung meluncur ke depan dalam cylinder. Piston pednukung kemudian mengoperasikan dengan normal untuk melakukan pengereman pad dua rakitan rem roda.
Rabu, April 01, 2009
BS-04 – Master Cylinder (Old Type)
Gambar 7. Pelajarilah bagian-bagian utama dari sebuah master cylinder.
Kemudian ketika brake pedal dilepas, spring mendorong piston dan cup kembali dalam cylinder. Jika dibutuhkan, rubber cup melentur ke depan mengijinkan fluida memasuki area di bagian depan dari piston dan cup. Biasanya lubang-lubang kecil dibor dalam sisi-sis piston sehingga fluida dapat mengalir melewati cup (lihat gambar 8).
Gambar 8. Aksi piston dan cup dalam master cylinder. A – Piston meluncur kedepan. Fluida mengalir ke dalam area disebelah piston. Fluida yang berlebih mengalir ke dalam reservoir melalui compensation port. B – Piston dan cup bergerak melewati compensation port dan tekanan dihasilkan dalam pada bagian depan dari cylinder untuk melakukan pengereman.
C – Ketika brake pedal dilepas, cup melentur ke depan sehingga fluida dapat mengalir ke depan piston untuk melepas pengereman yang terjadi.
Residual pressure valves menjaga tekanan fluida sisa kurang lebih 10 psi (69 kPa) untuk menolong menjaga kotoran-kotoran atau benda-benda asing keluar dari system.
Rubber boot pada unit master cylinder digunakan untuk mencegah debu atau kotoran lainnya yang mungkin dapat masuk ke bagian belakang dari master cylinder (lihat gambar 7). Boot dipasang tepat diatas housing dari master cylinder housing dan push rod pada brake pedal.
BS-03 – Brake Pedal
Gambar 5. Brake pedal assembly terikat pada dash. Push rod meneruskan pergerakan pedal ke dalam master cylinder dan mengoperasikan piston dalam master cylinder.
B - Pelepasan brake pedal mengizinkan spring mengembang untuk menarik brake shoes mejauh dari brake drum. Fluida mengalir balik melalui jalur dan masuk ke dalam
master cylinder.
Selasa, Maret 31, 2009
BS-02 - Prinsip Kerja Rem Hidrolik
(B)-Proses pengereman pada drum brake assembly.
Sedangkan pada drum brake assembly, piston dalam wheel cylinder akan menekan brake shoes (sepatu rem), dalam hal ini adalah material frictions, sehingga mengenai lining surface pada bagian dalam brake drum dan kemudian putaran roda dapat dikurangi dengan adanya
Senin, Maret 30, 2009
BS-01 - Sistem Pengereman Kendaraan (braking Systems)
Sistem pengereman hidrolik pada umumnya dipakai pada kendaraan penumpang atau kendaraan berbeban ringan (light vehicle) seperti sedan, van, dan truk berbeban ringan. Sedangkan sistem pengereman pneumatic biasanya dipakai pada kendaraan berat, seperti bus, truk besar, truk kontainer, dumptruck dan kendaraan berat lainnya (heavy vehicle).
Setiap sistem memiliki keuntungan dan kekurangan, dalam menentukan sistem yang mana yang tepat yang akan diterapkan pada sebuah kendaraan, semua itu tidak terlepas dari beban pengereman. Beban pengereman dipengaruhi oleh beban kendaraan ditambah besar muatannya (kg) dan kecepatan kendaraan (km/jam). Semakin besar beban pengereman , semakin besar pula daya pengereman yang dibutuhkan. Hal ini juga berarti semakin besar daya pengereman yang dibutuhkan, semakin besar pula temperature yang dihasilkan akibat gesekan antara Brake Pad (sepatu rem) dengan lining surfacenya (permukaan bagian dalam drum brake atau permukaan pada pinggiran disc/cakram).
Pada sistem pengereman hidrolik, sistem tidak bisa bekerja pada suhu tinggi, hal ini karena tergantung dari titik didih minyak rem (fluida) yang digunakan itu sendiri, titik didih minyak rem biasanya kurang lebih 120 derajat celcius. Oleh sebab itu, sistem hidrolik lebih cocok untukkendaraan penumpang dan kendaraan berbeban ringan. Sedangkan untuk bis dan truk -truk besar lainnya, lebih cocok menggunakan sistem pengereman pneumatic. Penggunaan sistem pengereman pneumatic sangat menguntungkan karena sistem ini dapat bekerja pada suhu pengereman yang tinggi. Pengereman pada kendaraan berat dapat melebihi suhu 300 dearajat celcius yang diukur pada Brake Pad maupun Drum Brake-nya.
Pada tulisan lebih lanjut, nanti kita akan membahas bagian-bagian (parts) dan cara kerja dari sebuah sistem pengereman hidrolik dan kemudian sistem pengereman pneumatic. Tentu supaya lebih menarik, kita akan sertakan gambar-gambarnya.
Kamis, Februari 12, 2009
Khusus Buat yang Ingin Belajar Otomotif !
Blog ini dikhususkan untuk membagi pengalaman, berdiskusi dan belajar tentang Otomotif, Baik Sepeda Motor Maupun Mobil.
Blog ini dalam proses pembuatan. Jika belum ada materi dari kami, kami mohon maaf.
Hormat Kami
AutoStar